Contoh Makalah Rumpon
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Dipandang dari aspek ekonomi dapat dikatakan
bahwa perairan laut timur memiliki potensi sumberdaya perikanan yang
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya berbagai jenis ikan, kerang-
kerangan, rumput laut dan komoditi perikanan lainnya dengan nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Dalam menentukan keberhasilan usaha penangkapan ikan pada
dasarnya adalah bagaimana menganalisis daerah penangkapan, gerombolan ikan, dan
potensinya yang kemudian dilakukan operasi penangkapan ikan. Nelayan sebagai
tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan penangkapan ikan di laut,
memegang peranan yang penting dalam upaya penyediaan protein hewani. Alat
tangkap yang biasa digunakan oleh nelayan salah satunya adalah pancing tonda
dengan alat bantu rumpon di gunakan ada 2 macam rumpon bambu dan
rumpon daun kelapa.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Rumpon
Rumpon
merupakan alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di perairan
laut timur yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul di wilayah
penangkapan ikan dimana rumpon tersebut dipasang. Tujuan pemasangan rumpon
yaitu untuk memikat ikan agar singgah dan berkumpul di sekitar rumpon sehingga
dapat mempermudah nelayan untuk menentukan wilayah atau daerah penangkapannya.
Menurut Monintja (1992) diacu dalam Jungjunan (2010)
menyatakan bahwa manfaat penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan
adalah mengurangi waktu dan bahan bakar dalam pengejaran kelompok ikan,
meningkatkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan, meningkatkan hasil
tangkapan ditinjau dari spesies dan komposisi ukuran.
Hasil tangkapan yang di dapatkan oleh pancing
rumpon yaitu komoditas tongkol. Adapun
pustaka yang membahas mengenai efektivitas rumpon terhadap hasil tangkapan
yaitu Jeujanan (2008) yang menunjukan bahwa rumpon merupakan salah satu alat
bantu penangkapan ikan yang mempunyai efektivitas hasil tangkapan yang baik,
karena hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan rumpon umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan nelayan yang tidak mengunakan rumpon. sedangkan menurut Ma’arif (2011) pemasangan
rumpon adalah untuk mengumpulkan ikan tongkol agar mudah
ditangkap dengan menggunakan pancing. Mengingat pentingnya hasil
tangkapan pancing di rumpon maka diperlukan pengoperasian yang
efektif dan efisien. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mencoba untuk
menganalisis tentang efektivitas alat tangkap pancing di rumpon yang
digunakan oleh nelayan dan hasil tangkapan yang diperoleh di
Palabuhan perikanan samudara.
B. Fungsi Rumpon
Rumpon dalam
penangkapan ikan berfungsi sebagai alat untuk menarik perhatian agar ikan
berkumpul pada suatu wilayah sebagai tempat berlindung dan merupakan sumber
makanan tambahan bagi ikan-ikan. Pengumpulan ikan-ikan dengan rumpon umumnya
untuk ikan-ikan bermigrasi yang secara tidak sengaja melewati keberadaan rumpon
dan tertarik untuk diam atau beruaya di sekitar rumpon untuk mencari makan,
berlindung atau tujuan lainnya baik untuk sementara maupun permanen (Wahyudin
2007).
Prinsip suatu penangkapan ikan dengan rumpon disamping berfungsi untuk
mengumpulkan ikan, pada hakekatnya adalah agar kawanan ikan tersebut mudah
ditangkap dengan alat tangkap yang dikehendaki. Diduga ikan
yang tertarik dan berkumpul di sekitar rumpon karena rumpon berfungsi sebagai
tempat berlindung dan mencari makan (Subani 1986 diacu dalam Wahyudin
2007).
C. Alat Bantu Penangkapan Ikan (Rumpon)
Rumpon
merupakan alat bantu penangkapan yang digunakan dalam pengoperasian unit
penangkapan ikan. Definisi rumpon
menurut Kepmen Kelautan dan Perikanan No. Kep 30/MEN/2004 adalah alat bantu penangkapan ikan yang
dipasang dan ditempatkan di perairan laut. Penggunaan dan penelitian rumpon
untuk memikat ikan sudah dimulai sejak tahun 1900-an. Rumpon biasanya dijadikan
alat bantu penangkapan karena alat ini hanya dijadikan sebagai tambahan yang
digunakan sabagai pengumpul ikan pada suatu tempat alat titik untuk kemudian
dilakukan operasi penangkapan berdasarkan alat tangkap yang dikehendaki.
Prinsip suatu penangkapan ikan
dengan menggunakan alat bantu rumpon adalah untuk mengumpulkan ikan,
sehingga nantinya ikan akan lebih mudah ditangkap. Diduga ikan tertarik dan
berkumpul disekitar rumpon karena rumpon berfungsi sebagai tempat untuk
berlindung dan mencari makan. Adanya ikan disekitar rumpon menciptakan suatu
hubungan makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga
sejak rumpon dipasang diperairan.
Ada beberapa prediksi
mengapa ikan senang berada di sekitar rumpon :
·
Rumpon tempat
berkumpulnya plankton dan ikan kecil lainnya sehingga
mengundang ikan-ikan yang lebih besar untuk tujuan feeding.
·
Merupakan suatu tingkah
laku dari berbagai jenis ikan untuk berkelompok disekitar kayu terapung seperti
jenis-jenis tuna dan cakalang. Dengan demikian, tingkah laku ini dimanfaatkan
untuk tujuan penangkapan.
Kepadatan gerombolan ikan pada rumpon diketahui oleh nelayan berdasarkan
buih atau gelembung-gelembung udara yang timbul di permukaan air, warna air
yang gelap karena pengaruh gerombolan ikan atau banyaknya ikan kecil yang
bergerak di sekitar rumpon. Tujuan penggunaan Agus 2005 diacu
dalam Wahyudin 2007 adalah : rumpon di lingkungan perairan laut
menurut
1)
Meningkatkan produksi perikanan
2)
Meningkatkan produksi perikanan komersial
3)
Lokasi produksi akuakultur
4)
Lokasi rekreasi pancing
5)
Mengontrol daya recruitment sumberdaya ikan
Beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam menilai prospek penggunaan rumpon
menurut Monintja 1990 diacu dalam Sianipar
2003 antara lain :
·
Ketersediaan bahan baku rumpon
·
Daya tahan rumpon terhadap berbagai kondisi
periran
·
Kemudahan operasi penangkapan
·
Posisi rumpon yang terbaik adalah tempat yang
dikenal sebagai lintasan ruaya ikan, daerahupwelling, water fronts,
arus eddy, dasar perairan yang datar, tidak dekat dengan karang dan
berada di ambang suatu palung laut (Desan 1982 diacu dalam Sianipar
2003).
Monintja
(1990) vide Sianipar (2003), menyatakan bahwa manfaat yang
didapat dari penggunaan rumpon adalah sebagai berikut :
·
Efisiensi waktu dan bahan bakar dalam
pengintaian
·
Meningkatkan hasil tangkapan persatuan upaya
penangkapan
·
Meningkatkan mutu hasil tangkapan yang ditinjau
dari spesies dan komposisi ukuran ikan.
C. Unit Penangkapan Ikan
Komponen utama dari suatu perikanan tangkap
adalah unit penangkapan ikan yang terdiri dari kapal, alat tangkap, dan
nelayan.
a. Kapal
Kapal penangkapan ikan berguna sebagai alat transportasi
yang membawa seluruh unit penangkapan ikan menuju fishing ground atau
daerah penangkapan ikan, serta membawa pulang kembali ke fishing base atau
pangkalan beserta hasil tangkapan yang diperoleh. Jumlah kapal perikanan
yang beroperasi di Palabuhan samudara.
b. Nelayan
Nelayan adalah orang yang
secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan.Berdasarkan
daerah asalnya, nelayan yang ada di wilayah
Palabuhan samudara dikategorikan sebagai nelayan asli dan nelayan
pendatang. Nelayan asli adalah penduduk setempat yang telah turun-temurun
berprofesi sebagai nelayan, sedangkan yang dimaksud nelayan pendatang adalah
nelayan yang berasal dari luar wilayah Palabuhan samudara.
Dilihat dari sisi waktu kerja, nelayan di Palabuhan samudara
dikelompokkan menjadi nelayan penuh dan nelayan sambilan. Nelayan penuh adalah
nelayan yang sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan, sedangkan nelayan
sambilan merupakan nelayan yang hanya pada waktu-waktu tertentu saja melakukan
pekerjaan penangkapan ikan. Nelayan di Palabuhan samudara juga dibedakan menjadi nelayan
pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik yaitu orang yang memiliki armada
penangkapan ikan atau disebut juragan, sedangkan nelayan buruh adalah orang
yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).
c. Alat Tangkap
Alat tangkap ikan adalah alat yang digunakan
untuk menangkap atau mengumpulkan ikan. Alat tangkap
yang digunakan oleh nelayan rumpon di perairan Palabuhan diantaranya adalah
pancing tonda, pancing ulur, pancing layangan,
d. Umpan buatan
Umpan yang digunakan adalah umpan buatan. Umpan
buatan yang biasa digunakan adalah kain sutra berwarna warni maupun bahan
sintetis kaleng oli kaleng sabung ,yang menyerupai aslinya. Bentuk umpan
buatan. Umpan hidup jarang sekali digunakan pada operasi penangkapan
dengan pancing tonda karena sifat umpan hidup yang mudah rusak cepak lepas
ketika operasi penangkapan sedang berlangsung (Admin 2010). Umpan yang
telah dimakan ikan, maka mata pancing akan tersangkut pada mulut ikan dan pancing
ditarik ke perahu.
D. Peraturan Pemasangan Rumpon
Pemasangan rumpon tidak hanya menimbulkan efek
positif dengan meningkatkan produksi perikanan. Akibat dari pemasangan rumpon
yang tidak teratur dan lokasi penangkapan yang berdekatan dapat merusak pola
ruaya ikan yang bermigrasi. Kondisi tersebut dapat merusak keseimbangan
ekosistem dan menimbulkan konflik baik antar nelayan rumpon maupun antar
nelayan rumpon dengan nelayan lainnya selain nelayan rumpon. Selain itu
kemudahan menangkap ikan di sekitar rumpon dapat mengakibatkan overfishing (Juklak
Petunjuk Pemasangan dan Pemanfaatan Rumpon 2006 diacu dalam Jungjunan
2009).
Berdasarkan
Kepmen Kelautan dan Perikanan No. Kep 30/MEN/2004, berikut merupakan tata cara
pemasangan rumpon:
·
Rumpon dapat dipasang diwilayah:
·
Perairan dua mil laut sampai denga empat mil
laut, diukur dari garis pantai pada titik surut terendah.
·
Perairan diatas empat mil laut sampai dengan 12
mil laut, diukur dari garis pantai pada titik surutterendah.
·
Perairan diatas 12 mil laut dan ZEE Indonesia.
·
Perorangan atau perusahaan
berbadan hukum yang akan memasang rumpon wajib terlebih dahulu memperoleh ijin.
Pengusaha atau nelayan
yang akan memasang rumpon mengajukan permohonan izin kepada Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi atau Kabupaten atau
Kota sesuai dengan kewenangan pemberi izin. Sesuai dengan
Kepmen Kelautan dan Perikanan No. Kep 30/MEN/2004 tentang pemasangan dan
pemanfaatan rumpon
E. Daerah dan Musim Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan (fishing
ground) merupakan daerah dimana operasi penangkapan ikan berlangsung
yang diduga tempat ikan-ikan bergerombol. Ikan merupakan organisme yang
bersifatmobile, artinya ikan sering berpindah-pindah tempat yang
menyebabkan sulitnya menentukan arah dan letak dari daerah penangkapan ikan.
Tuna hidup di daerah perairan seperti : pertemuan antara dua arus yang terjadi front,
terjadinya upwelling, konvergensi, dan divergensi yang
merupakan daerah berkumpulnya plankton, temperatur perairan optimum
berkisar antara 150C -300C (Hetharuca 1983diacu dalam Handriana
2006).
Penangkapan ikan di teluk Palabuhanratu umumnya
dilakukan sepanjang tahun dan dikenal dengan dua musim penangkapan yaitu Musim
Timur dan Musim Barat. Musim Timur adalah musim dimana jumlah ikan sangat
banyak atau berlimpah, yaitu pada bulan Juni-Oktober. Periode ini ditandai
dengan angin yang lemah, keadaan laut yang tenang, dan curah hujan sedikit.
Sedangkan Musim Barat ditandai dengan sedikitnya hasil tangkapan yang
didaratkan akibat keadaan perairan yang cukup membahayakan untuk operasi
penangkapan ikan. Musim Barat berlangsung pada bulan November-April atau
Mei (Pariwonoet al 1998 vide Handriana
(2006), sedangkan menurut Tampubolon (1990) diacu dalam Handriana
(2006), hasil tangkapan di Palabuhanratu dapat digolongkan menjadi tiga
musim penangkapan ikan yaitu:
·
Musim banyak ikan (Juni-September)
·
Musim sedang ikan (Maret-Mei dan
Oktober-November)
·
Musim kurang ikan (Desember-Februari)
F. Mekanisme
Pengumpulan Ikan dengan Rumpo
Rumpon
merupakan suatu tropic level yang lengkap yang terdiri
atas fitoplankton sebagai produsen sampai dengan predator sebagai
konsumen. Oleh karena itu, berbagai jenis ikan tertarik untuk berkumpul
disekitar rumpon, mulai dari ikan pelagis kecil sampai ikan pelagis besar yang
didominasi oleh tuna dan cakalang (Monintja dan Zulkarnain 1995 diacu
dalam Ardianto 2005).
Menurut
Bergstrom (1983) diacu dalam Imawati (2003) rumpon merupakan
suatu arena makanan. Awal terjadinya arena tersebut adalah timbulnya bakteri
dan mikroalga ketika rumpon pertama kali dipasang. Makhluk renik tersebut
bersama hewan-hewan kecil menarik perhatian ikan pelagis ukuran kecil. Terakhir
adalah giliran ikan pelagis kecil yang akan memikat ikan pelagis besar sehingga
di sekitar rumpon didapatkan adanya gerombolan ikan yang datang untuk keperluan
makan.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Rumpon
merupakan alat bantu penangkapan yang digunakan dalam pengoperasian unit
penangkapan ikan. Definisi rumpon menurut Kepmen Kelautan dan
Perikanan No. Kep 30/MEN/2004 adalah alat bantu penangkapan ikan yang
dipasang dan ditempatkan di perairan laut. Penggunaan dan penelitian rumpon
untuk memikat ikan sudah dimulai sejak tahun 1900-an. Rumpon biasanya dijadikan
alat bantu penangkapan karena alat ini hanya dijadikan sebagai tambahan yang
digunakan sabagai pengumpul ikan pada suatu tempat alat titik untuk kemudian
dilakukan operasi penangkapan berdasarkan alat tangkap yang dikehendaki.
B. Penutup
Demikian makalah yang kami susun
semoga apa yang kita rumuskan, kita pelajari mendapatkan anugrah dan inayah
dari allah serta bermanfaat bagi kita semua. Dengan semangat belajar yang
tinggi pula insyaallah dapat menegakkan tiang agama dan mendapatkan tempat yang
mulia kelak di hari akhir amin ya robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ardianto, A. 2005. Pemanfaatan Rumpon Laut
Dalam: Upaya Meningkatkan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang di PT. Usaha Mina
(Persero) Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 1-27.
·
Sianipar, M. H. 2003. Komposisi Hasil
Tangkapan Payang Menurut Waktu dan Periode Bulan di Sekitar Rumpon di Perairan
Pasauran, Provinsi Banten. Skripsi (tidak dipublikasikan). Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Hal 7-10.
·
Singarimbun, M dan Sofyan E. 1995. Metode
Penelitian Survei. Jakarta : PT Pustaka LP3ES.
·
Subani. 1986. Telaah penggunaan Rumpon dan
payaos dalam perikanan Indonesia. Jurnal penelitian perikanan
laut. No.35. balai penelitian perikanan laut. Jakarta: badan penelitian
dan pengembangan pertanian departemen pertanian.
·
Wahyudin, E. N. 2007. Konstruksi
Rumpon laut Dalam Dengan Pelampung Utama Jenis Ponton di Perairan
Palabuhanratu, Jawa Barat. Usulan Penelitian. Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
0 Response to "Contoh Makalah Rumpon"
Posting Komentar