CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TERBARU 2020
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PROFESSIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG
BAHASA ARAB DI MTSN 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013-2014.
Oleh
LULUK
IBANAH
NIM
084 102 013
Dosen
Pembimbing:
Abd. Rahim, M.Si
19710718
20000 31 001
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
JEMBER
JANUARI, 2013
A.
JUDUL
Pengaruh Professionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Bidang Bahasa Arab Pada Bidang Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014.
B.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan adalah investasi sumber
daya manusia dalam jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi
kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua Negara
menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam
konteks pembangunan bangsa dan Negara. Begitu juga Indonesia menempatkan
pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari
isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional
bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.[1]
Sebagaimana yang termaktub dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 dalam undang-undang tersebut dinyatakan
bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.[2]
Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3] Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwasannya dalam setiap
proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara dua subyek yaitu guru dan
siswa sebab antara guru dan siswa adalah dua sosok yang tidak dapat dipisahkan
dari dunia pendidikan.[4]
Menurut Zakiyah Darajat, guru adalah pendidik
professional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang
tua.[5]
Oleh karena itu guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualifikasi
profesionalisme dalam bidang keguruan. Sebab keberhasilan dan kegagalan
pendidikan akan lebih banyak ditentukan oleh profesionalisme guru.[6]
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tugas yang bersifat professional
merupakan pekerjaan yang lebih khusus dipersiapkan untuk itu bukan suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh sembarang orang dengan alasan sebagai kerja
sambilan karena sedang menunggu pekerjaan lain.[7]
Sebagaimana Islam menganjurkan agar dalam memberikan
pekerjaan harus kepada yang ahlinya dan memiliki ilmu pengetahuan tentang tugas
yang diembannya. Jika tidak, kehancuran yang akan menimpa. Hal tersebut
dijelaskan dalam sebuah hadis nabi :
“apabila
suatu pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancuran” (HR Imam Bukhori).[8]
Menurut Zakiyah Darajat, ijazah sarjana bukan
semata-mata selembar kertas, akan tetapi merupakan bukti bahwa dirinya telah
menyelesaikan pendidikan tingkat tinggi. Itu dapat diperoleh dengan belajar
(menuntut ilmu), karena syarat seorang guru secara administrative harus
dibuktikan dengan ijazah sarjana. Guru harus mempunyai ijazah supaya ia
diperbolehkan mengajar.[9]
Pendidik harus menjadi skill labour ( tenaga terlatih) agar tidak terjadi
out put yang split personality maka sang Pendidik harus memiliki keilmiahan
akal dan kecerdasan moral, sebagaimana Firman Allah : واذكر عبادنا إبراهيم وإسحاق ويعقوب أولى الأيدي والأبصار.[10]
Dalam ihya ulumuddin, Al- Ghozali juga menyatakan:
Makhluk
yang paling mulia di bumi ini adalah manusia, dan bagian yang paling mulia
diantara substansinya adalah hatinya. Sedangkan guru adalah orang yang berusaha
menyempurnakan, meningkatkan, mensucikan dan membimbing hati itu mendekat
kepada Allah S.W.T. Oleh karena itu, mengajarkan ilmu pengetahuan termasuk
ibadah kepada Allah. Dan dari segi lainnya termasuk tugas mulia sebagai
kholifah di muka bumi. Dikatakan khalifah Allah, karena Allah telah membukakan
hati seorang alim dengan ilmu, yang justru ilmu itu sebagai identitasnya.
Karena itu, ia bagaikan, bendahara-bendahara dalam khazanah Tuhan.[11]
Dari penjelasan diatas ilmu sangat penting bagi
manusia. Namun, yang lebih penting lagi adalah sosok guru sebagai pembawa ilmu
pengetahuan yang disampaikan kepada anak didiknya.[12] Siswa
sebagai manusia berpotensi, ia tidak akan bisa mengembangkan potensinya dan
memiliki prestasi yang cemerlang tanpa ada peran guru didalamnya. Potensi siswa
sebagai daya yang tersedia, sedang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkan
daya itu dan guru sebagai sosok yang menjalankan alat tersebut. Sehingga
semakin professional guru maka semakin berkembang potensi yang di miliki siswa,
baik potensi kognitif, potensi afektif dan potensi psikomotorik.[13]
Perkembangan potensi ini akan berdampak pada prestasi siswa.
Dari uraian panjang diatas kita tahu bahwasannya
pendidikan sangat penting terutama profesionalisme guru karena kesuksesan dan
kegagalan dalam dunia pendidikan ditentukan olehnya. Namun, pada kenyataanya
banyak sekali orang yang menjadi guru dengan latar belakang pendidikan yang
tidak sesuai dengan profesi guru. Apalagi dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya tidak sesuai dengan konsep dasar profesionalisme guru. Artinya,
masih banyak guru yang berangkat menjadi guru bukan karena keinginannya untuk
menjadi guru, melainkan karena keterpaksaan sebab bidang pekerjaan lainnya
sudah tidak ada untuk dirinya.
Seseorang yang lebih layak menjadi guru adalah
mereka yang benar-benar dipersiapkan untuk profesi tersebut. Misalnya mata
pelajaran Bahasa Arab lebih layak di ampuh oleh para lulusan pendidikan Bahasa
Arab.
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya
dalam proses belajar Bahasa Arab terdapat empat keterampilan berbahasa yang
pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan mendengarkan (maharah
al-istima’), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan
membaca (maharah al-qira’ah), dan
keterampilan menulis (maharah al-kitabah).
Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Jember I merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan
formal dalam binaan menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan
kekhasan agama Islam. lembaga pendidikan menengah ini di bawah naungan
Kementerian Agama yang mempunyai nilai plus (Sekolah setingkat SMP Negeri
berciri khas Islam dengan tambahan mata pelajaran Fiqh, Qur'an Hadis, Aqidah
Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab).
Sejauh
pengamatan sebelum-sebelumnya lembaga ini mempunyai prestasi yang membanggakan,
salah satunya adalah juara satu lomba tilawah, juara umum sains fair, lolos
porseni tingkat kabupaten untuk dikirim ke tingkat Provinsi Jawa Timur di
Kediri pada bulan Februari bidang pidato bahasa Arab dan pidato bahasa Inggris.
MTsN 1 Jember memiliki dua kategori
kelas yaitu kelas regular dan kelas bina prestasi dengan empat guru yang
mengajar Bahasa Arab dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Dua
guru latar belakang pendidikannya adalah
pendidikan bahasa arab, yang satu memiliki latar belakang pendidikan agama
islam dan yang satunya memiliki latar belakang pendidikan syariah. Keempat guru
Bahasa Arab tersebut tersebar di kelas regular
dan kelas bina prestasi.
Dari pemaparan di atas penulis berkeinginan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa pada
bidang Bahasa Arab.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Professionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Bidang Bahasa Arab Di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014.
C.
RUMUSAN MASALAH
1. Pokok
Masalah
Apakah
Ada Pengaruh Profesionalisme Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MTsN 1 Jember Tahun
Pelajaran 2013-2014
2. Sub
Pokok Masalah
a.
Apakah
Ada Pengaruh Perencanaan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
b.
Apakah
Ada Pengaruh Keterampilan Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa
Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
D.
Tujuan Penelitian
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah :
1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
2. Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Perencanaan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa
Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
b.
Untuk
mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Keterampilan mengajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MTsN 1 Jember Tahun Pelajaran
2013-2014
E.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
a.
Menambah
wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang penelitian dan penulisan karya
tulis ilmiah baik secara teori maupun praktek sebagai bekal untuk mengadakan
penelitian atau perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.
b.
Penelitian
ini digunakan untuk melengkapi syarat akhir memperoleh gelar sarjana dalam
jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Bahasa Arab.
2. Manfaat
Praktis
a.
Bagi
peneliti, untuk memperkaya wawasan dan sebagai pendorong dalam menggali
literatur-literatur yang berhubungan dengan Pengaruh profesionalisme guru bahasa arab terhadap prestasi belajar siswa
pada bidang bahasa arab.
b.
Bagi
STAIN Jember, sebagai salah satu bahan untuk memperkaya referensi berkaitan
dengan Pengaruh profesionalisme guru
terhadap prestasi belajar siswa pada bidang bahasa arab.
c.
Bagi
kalangan umum, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan
profesionalisme guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa pada bidang bahasa arab.
F.
Ruang Lingkup
Penelitian
1. Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[14]
Pada bagian ini,
peneliti harus menentukan variabel secara jelas dan tegas.[15]
Adapun
variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel
bebas atau independent variable adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.[16]
Adapun
yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini dan yang disimbolkan dengan X diantaranya
:
1)
Variabel
independen pertama ( X1 ) adalah perencanaan pembelajaran
2)
Variabel
independen pertama ( X2 ) adalah keterampilan mengajar
b. Variabel
terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas. Variabel ini sering disebut
sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. [17]
Adapun yang menjadi
variabel terikat dalam penelitian ini dan yang disimbolkan dengan Y adalah
prestasi.
2. Indikator
Penelitian
Setelah variabel penelitian terpenuhi
kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang
merupakan rujukan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini
nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat butir-butir atau item
pertanyaan dalam angket, interview dan observasi.[18]
Adapun
indikator dari variabel dalam penelitian ini, antara lain:
a.
Indicator dari profesionalisme
guru (variable X) yang terdiri dari dua
sub variabel. Adapun indikator yang terdapat pada sub variabel ini adalah :
1)
Perencanaan
Pembelajaran (X1)
a)
Menentukan
alokasi waktu dan kalender akademis
b)
Perencanaan
Program Tahunan
c)
Rencana
Program Semester
d)
Silabus
e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2)
Keterampilan
Mengajar (X2)
a)
Keterampilan
Bertanya
b)
Keterampilan Bertanya Lanjut
c)
Keterampilan
Memberi Penguatan
d)
Keterampilan
Mengadakan Variasi
e)
Keterampilan
Menjelaskan
f)
Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
b.
Indicator dari Prestasi Belajar ( variable Y) adalah:
a)
Prestasi
Afektif
b)
Prestasi
kognitif
c)
Prestasi
Psikomotorik
G. Definisi
Operasional
Definisi
operasional adalah definisi yang digunakan sebagai pijakan pengukuran secara
empiris terhadap variabel penelitian dengan rumusan yang didasarkan pada
indikator variabel.[19]
Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini adalah
1. Profesionalisme
Guru (X)
Profesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang.[20] Profesionalisme
guru dapat dilihat dari kesesuaian atau relevansi keluaran pendidikan dengan
profesi yang disandangnya.[21]
Ibram bafadal sendiri menyimpulkan bahwa tugas professional guru adalah tugas
merencanakan pengajaran, tugas mengajar dikelas dan menilai pengajaran.[22]
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan profesionalisme guru lebih
memfokuskan pada dua hal yaitu perencanaan mengajar dan keterampilan mengajar
guru dalam mata pelajaran bahasa arab.
2. Prestasi
Belajar Siswa
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok.[23]
Belajar
adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam
diri seseorang, mencangkup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.[24]
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahapan perkembangannya.[25]
Jadi,
prestasi belajar siswa pada bidang Bahasa Arab adalah hasil yang telah dicapai
siswa dalam proses belajar yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau
nilai angka yang diberikan oleh guru dalam bidang atau pelajaran Bahasa Arab.
H. Kajian
Kepustakaan
1. Kajian
Terdahulu
Nur
Aida (2010) Mahasiswa STAIN Jember dengan judul
“ Pengaruh Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah
Miftahul Ulum Pondok Labu Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013
/ 2014”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif,
penentuan populasi dan sampel menggunakan
stratified proporsional random. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, angket, interview, dokumenter. Analisa datanya
menggunakan rumus product moment. Dan hasil penelitiannya menyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh belajar kelompok terhadap
prestsi belajar siswa MTs Miftahul Ulum Pondok Labu Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember.
Dian
Iftitah (2006) Mahasiswa STAIN Jember dengan judul “Pengaruh Profesionalisme
Guru Terhadap Kualitas Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di Sekolah Menengah
Pertama Sultan Agung Kasiyan Timur Puger Kabupaten Jember Tahun Pelajaran
2006/2007”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif,
penentuan populasi dan sampel menggunakan teknik quota stratified
proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, angket, interview, dokumenter. Analisa datanya menggunakan rumus chi
kwadrat. Dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara Profesionalisme Guru Terhadap Kualitas Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Sultan Agung Kasiyan Timur Puger Kabupaten
Jember Tahun Pelajaran 2006/2007” dalam kategori positif yang rendah.
Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah penelitian yang
dilakukan ini lebih memfokuskan kepada pengaruh proesionalisme
guru terhadap prestasi belajar siswa pada bidang Bahasa Arab.
2. Kajian
Teori
a. Profesionalisme
Guru
1) Pengertian
Profesionalisme Guru
Untuk mengetahui gambaran bagaimana definisi profesionalisme, maka
harus dimulai dari definisi kata dasarnya. Profesionalisme berangkat dari kata
dasar profesi yang diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (seperti keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.[26]
Dalam pengertian ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang
harus dikerjakan dengan bermodal keahlian, keterampilan dan spesialisasi
tertentu. Ada juga yang mengartikan profesi sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.[27] Secara
teori juga dinyatakan bahwasannya suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang yang sebelumnya tidak dilatih atau disiapkan untuk profesi itu.[28]
Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata
pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai
profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian
dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.[29]
Sedangkan profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya.[30] Dengan kata lain, profesional yaitu
serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang
dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam
rangka mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal. Menurut
Tantri Abeng istilah professional memiliki aspek-aspek tertentu yaitu aspek
ilmu pengetahuan, aspek keterampilan serta sikap mental.[31]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme mempunyai makna;
mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang
profesional.[32]
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term
yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang
yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. [33]
Sementara Profesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang.[34] Sebab
mereka yang memiliki latar belakang kualifikasi pendidikan tentunya memiliki
kelayakan yang lebih dibandingkan mereka yang tidak termasuk dalam bidang
pendidikan.[35]
2)
Membedah Aspek Profesionalisme Guru
Membedah aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru.[36]
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.[37]
Sedangkan kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, social dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru.[38]
Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan
mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari
keterampilan-keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan penggabungan dan
aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk
perilaku nyata. Sesuai dengan firman Allah Kompetensi Profesional terdapat
dalam surah Yusuf ayat 55[39]
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut,
nampak jelas bahwa guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut
untuk memiliki standar kompetensi dan professional.[40](sisdiknas,
2003 pasal 35 ayat 1)
TABEL
2.1. Kemampuan Dasar Profesionalisme Guru[41]
a)
Menguasai
Bahan
b) Mengelola Program Belajar-Mengajar
c)
Mengelola
Kelas
d)
Menggunakan
Media Sumber
e)
Menguasai
landasan kependidikan
f) Mengelola Interaksi Belajar Mengajar
g) Menilai Prestasi Siswa Untuk Kepentingan Pengajaran
h) Mengenal Program Layanan BP di Sekolah
i)
Mengenal
dan Menyelenggarakan
j)
Memahami
Prinsip-Prinsip Dan Mentafsirkan Hasil-Hasil Penelitian Pendidikan Guna
Keperluan Pengajaran
3) Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi
program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.[42]
Hal ini diperkuat oleh Zainal Aqib yang menyatakan bahwa Perencanaan
pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif.[43]
Ada
beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan
kurikulum, yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, progam
semester, silabus dan program harian atau rencana pelaksanaan pembelajaran.[44]
a) Menentukan
alokasi waktu dan kalender akademis
Menentukan alokasi
waktu pada dasarnya adalah menentukan minggu efektif dan hari efektif dalam
setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi
mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standar isi yang
ditetapkan.
b) Perencanaan
Program Tahunan
program tahunan adalah
rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan
(standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan adalah:
(1).
Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap pelajaran dalam seminggu dalam
struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah.
(2).
Analisis berapa minggu efektif dalam semester, seperti yang telah kita tetapkan
dalam gambaran alokasi waktu efektif.
c) Rencana
Program Semester
Rencana program
semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semester diarahkan
untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar itu dilakukan.
d) Silabus
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok materi pelajaran yang mencangkup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indicator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
e) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.
Komponen-komponen RPP :
(1) Tujuan
pembelajaran
(2) Materi/Isi
(3) Strategi
dan Metode Pembelajaran
(4) Media
dan Sumber belajar
(5) Evaluasi
4) Keterampilan
Mengajar
Guru
yang profesioanal adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan
baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk
kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan
guru dalam proses belajar mengajar antara lain: keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan member penguatan, keterampilan menggunakan media pembelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengajar perorangan dan kelompok
kecil.[45]
a)
Keterampilan
Bertanya
kelancaran
bertanya sangat diperlukan bagi guru di dalam proses belajar-mengajar. Komponen
yang penting dalam bertanya antara lain harus jelas dan ringkas. Menstruktur
pertanyaan perlu juga diperhatikan. Pertanyaan yang disajikan guru diarahkan
dan ditujukan pada pelajaran yang memiliki informasi yang relevan dengan materi
pelajaran, untuk membantu siswa mencapai
tujuan pelajaran yang sudah yang telah ditetapkan.
Pemberian
waktu untuk berfikir setelah guru bertanya merupakan factor yang penting.
Pemberian waktu ini akan menghasilkan beberapa keuntungan diantaranya siswa
yang merespon bertambah, banyak pikiran muncul, siswa mulai berinteraksi antara
yang satu dengan yang lainnya. Bila guru bertanya, dan siswa tidak dapat
menjawab, kemudian pertanyaan tersebut diarahkan kepada siswa lain, maka guru
telah melakukan “pindah gilir” dalam bertanya.
Adapun
hal-hal yang perlu dihindari dalam bertanya yaitu:
·
Mengulangi
pertanyaan sendiri
·
Mengulangi
jawaban siswa
·
Menjawab
pertanyaan sendiri
·
Meminta jawaban
serentak
b) Keterampilan
Bertanya Lanjut
semua komponen yang terdapat pada
keterampilan dasar masih tetap berlaku terhadap keterampilanbertanya lanjut.
Disamping tujuan yang masih relevan dengan kterampilan ini, ada beberapa
tambahan khusus antara lain:
·
Membantu
kemampuan siswa untuk belajar mengorganisasi dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh.
·
Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyusun dan mengeluarkan jawaban yang beralasan terhadap
pertanyaan guru.
·
Mendorong siswa
untuk mengembangkan pikirannya dan cepat mengemukakan pendapat secara timbal
balik dengan siswa lain.
·
Memberi
kesempatan kepada semua siswa dan guru untuk mendapatkan pengalaman sukses.
c) Keterampilan
Memberi Penguatan
keterampilan memberi penguatan
sangat dibutuhkan sebab hal tersebut akan membantu sekali dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Adapun tujuan penggunaan keterampilan penguatan didalam
kelas adalah untuk:
·
Meningkatkan
perhatian siswa dan membentu siswa belajar bila pemberian penguatan digunakan
secara selektif.
·
Memberi motivasi
kepada siswa.
·
Dipakai untuk
mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu dan meningkatkan
cara belajar yang produktif.
·
Mengembangkan
kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalam pengalaman belajar.
·
Mengarahkan
terhadap pengembangan berfikir divergen (berbeda) dan pemgambilan inisiatif
yang bebas.
d) Keterampilan
Mengadakan Variasi
Jika dalam proses
belajar mengajar guru tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,
perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga
aspek yaitu:[46]
·
variasi dalam
gaya mengajar
·
variasi dalam
menggunakan media dan bahan pengajaran
·
variasi dalam
interaksi antara guru dengan siswa
Apabila
ketiga komponen tersebut dikombinasikan penggunaannya maka akan meningkatkan
perhatian siswa sehingga prestasi siswa semakin baik.
e) Keterampilan
Menjelaskan
keterampilan
menjelaskan diperlukan dalam pengajaran pada hampir semua topic yang terdapat
dalam kurikulum. Komponen keterampilan mengajar terbagi atas :[47]
(1) Analisis
dan perencanaan menjelaskan
Ada
dua hal yang perlu dianalisis dan direncanakan pada keterampilan menjelaskan,
yaitu: isi pesan yang akan disampaikan dan si penerima pesan itu sendiri yaitu
siswa.
(2) Penyajian
suatu penjelasan
Penyajian
suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
·
kejelasan
·
penggunaan
contoh
·
penekanan
·
umpan balik
f) Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Adapun
yang dimaksud dengan membuka dan menutup pelajaran adalah usaha yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi
murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan
belajar-mengajar.
Komponen membuka
pelajaran
·
menarik
perhatian siswa
·
menimbulkan
motivasi
·
memberi acuan
dengan melalui berbagai usaha
·
membuat kaitan
antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
Komponen menutup
pelajaran
·
Meninjau kembali
penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan
·
mengevaluasi
g) Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannnya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi
edukatif. Komponen keterampilan yaitu:[48]
(1) Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal
Keterampilan
ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikanpelajaran
(2) Keterampilan
yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
Keterampilan
ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang
berkelanjutan dengan maksut agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal
b. Prestasi
Belajar Siswa Bahasa Arab
1) Pengertian
Prestasi Belajar Siswa Bahasa Arab
Prestasi
belajar siswa merupakan hasil belajar siswa selama menempuh proses pendidikan
di sekolah. Siswa yang mampu memperoleh prestasi yang baik dianggap telah
berhasil melewati proses belajar dengan baik. Definisi prestasi belajar siswa
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
guru.[49]
Hasil
serupa dikemukakan bahwa prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi
belajar siswa selama waktu tertentu.[50]
Bahasa
Arab adalah kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan
tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka.[51]
Pada umumnya, semua pakar pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan dan
kemahiran berbahasa tersebut terbagi empat. Diantaranya adalah keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis.[52]
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Bahasa Arab Siswa
adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu
yang lazim ditunjukkan melalui nilai rapor pada bidang mata pelajaran Bahasa
Arab.
2) Aspek
aspek prestasi
Sebagaiman yang telah
disampaikan sebelumnya bahwasannya prestasi belajar adalah penilaian terhadap
hasil belajar. Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar terbagi menjadi tiga
ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.[53]
a) Aspek
Kognitif
Kognitif
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat intelektual.
Ranah ini terdiri dari enam tingkatan sebagai berikut:
(2) Pengetahuan
yaitu kemampuan seseorang dalam mengingat kembali pengetahuan yang pernah
diterima
(3) Sintesis
yaitu kemampuan seseorang dalam menyatukan berbagai elemen dan unsure
pengetahuan sehingga terbentuk pola baru.
(4) Pemahaman
yaitu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan sesuatu dengan polanya sendiri.
(5) Penerapan
yaitu kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
(6) Analisis
yaitu kemampuan seseorang menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai
masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
(7) Evaluasi
yaitu kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan criteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
b) Aspek
Afektif
Afektif merupakan
kemampuan untuk memilih suatu tindakan dalam menghadapi situasi yang bersifat
spesifik. Tingkat afektif ada lima yaitu:
(1) Kemauan
menerima yaitu keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tertentu.
(2) Kemauan
menanggapi yaitu kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan
tertentu.
(3) Berkeyakinan
yaitu kemauan menerima system nilai tertentu pada diri individu.
(4) Penerapan
karya yaitu penerimaan system nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu
system nilai yang lebih tinggi.
(5) Ketekunan
dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini
individu yang sudah memiliki system nilai selalu menyelaraskan perilakunya
sesuai dengan system nilai yang dipegangnya.
c) Aspek Psikomotorik
Psikomotorik merupakan
kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh untuk mencapaitujuan yang
spesifik. Urutan tingkatan aspek psikomotori adalah sebagai berikut:
(1) Persepsi
yaitu penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.
(2) Kesiapan
yaitu melakukan suatu kegiatan sendiri, termasuk kesiapan mental, kesiapan
fisik dan kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
(3) Mekanisme
yaitu penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga
gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada kemahiran.
(4) Respons
terbimbing yaitu respons terbimbing seperti meniru, mengikuti dan mengulang.
(5) Kemahiran
yaitu penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh. Keterampilan yang
dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasilyang baik namun menggunakan dengan
sedikit tenaga.
(6) Adaptasi
yaitu ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang
bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu.
(7) Originasi
yaitu penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau
masalah tertentu.
c. Kaitan
Antara Profesionalisme Guru Bahasa Arab dengan Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Bahasa Arab
Keberadaan
guru sebagai salah satu komponen dalam system pendidikan sangat mempengaruhi
hasil proses belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar memang di pengaruhi
oleh banyak factor, antara lain: kemampuan guru, keadaan peserta didik, sarana
prasarana dan lain-lain. Namun terlepas dari itu semua, bahwa hasil belajar
(prestasi) merupakan tanggung jawab guru. Kegagalan peserta didik dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah kegagalan guru.[54]
Karena Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang
memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga kunci
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan
guru. Ia memiliki peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya,
pengetahuan, keterampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa.[55]
I. Asumsi
Penelitian
Asumsi
penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu
sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan
dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan
data.[56]
Dalam
penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa Profesionalisme guru merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal
dari luar individu (ekstern). Sudah menjadi kodrat manusia tidak bisa terlepas
dari pengaruh dan interaksi dengan guru. Dalam proses
belajar, anak tidak bisa terlepas dari pengaruh guru.
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh profesionalisme guru hal
ini sangat memungkinkan, karena aktivitas keseharian siswa lebih banyak berada
di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, siswa yang
mempunyai guru yang profesional akan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya. proesinalisme guru Bahasa Arab sangat
mempengaruhi prestasi belajar bahasa arab siswa. Semakin professional guru
dalam mengajar maka prestasi siswa semakin baik.
J. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah,
penelitian terdahulu, dan kajian teoritik , maka dapat dirumuskan hipotesisnya
sebagai berikut :
1. Hipotesis
Mayor
Ada
Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MTsN 1 Jember Tahun Pelajaran
2013-2014
2. Hipotesis
Minor
a.
Ada
Pengaruh Perencanaan Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun
Pelajaran 2013-2014
b.
Ada
Pengaruh Keterampilan Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa
Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
Berdasarkan
hipotesis kerja yang diajukan di atas, karena analisis menggunakan analisis
statistik, maka hipotesis kerjanya ( Ha ) terlebih dahulu dirubah menjadi
hipotesis ( Ho ), yaitu sebagai berikut :
1.
Hipotesis
Nihil Mayor
Tidak
ada Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MTsN 1 Jember Tahun Pelajaran
2013-2014
2.
Hipotesis
Nihil Minor
a.
Tidak
ada Pengaruh Perencanaan Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun
Pelajaran 2013-2014
b.
Tidak
ada Pengaruh Keterampilan Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang
Bahasa Arab di MtsN 1 Jember Tahun Pelajaran 2013-2014
K. Metode
Penelitian
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian survey yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai factor-faktor yang merupakan
pendukung terhadap profesionalisme guru, kemudian menganalisis factor-faktor
tersebut untuk dicari peranannya terhadap prestasi bahasa arab.[57]
2. Populasi
dan Sampel
Populasi adalah wilayah generanalisasi yang terdiri atas
obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[58]
Sedangkan
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[59]
Adapun
populasi dalam penelitian ini, yaitu kepala sekolah, guru dan siswa MTsN1
Jember Tahun 2013/2014 yang jumlahnya sekitar 600 arang. Sementara peneliti
menentukan sample dengan cara Purposif
Sampling.
Purposif Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.[60]
3. Teknik
dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.[61]
Adapun
data yang ingin diperoleh melalui angket ini adalah :
1).
Data tentang perencanaan pembelajaran guru
2).
Data tentang keterampilan mengajar guru
2).
Data prestasi siswa
b. Observasi
Observasi
merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.[62]
Metode
ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai :
1).
Letak geografis MtsN 1 Jember
2).
Keadaan guru Bahasa Arab
2).
Keadaan siswa MtsN 1 Jember
3).
Proses pembelajaran Bahasa Arab di MtsN 1 Jember
c. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih
bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.
Jenis wawancara menurut prosedurnya
dibagi menjadi 3, yaitu
wawancara bebas, wawancara terpimpin, dan wawancara bebas terpimpin.[63]
Dan di dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara terpimpin, dimana peneliti hanya membuat pokok-pokok
masalah yang akan diteliti.[64]
Adapun informasi yang ingin diperoleh
melalui wawancara bebas terpimpin mengenai :
1). Sejarah
didirikannya MtsN 1 Jember.
2). Penilaian kepala
sekolah dan guru terhadap guru professional.
3). Penilaian siswa
terhadap guru profesional
Sedangkan yang menjadi informannya
adalah kepala sekolah, guru Bahasa Arab, dan siswa
MtsN 1 Jember.
d. Documenter
Dokumenter adalah mencari data mengeni
ha-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.[65]
Dalam
hal ini informasi yang ingin diperoleh berkenaan dengan :
1).
Sejarah didirikan MtsN 1 Jember
2).
Denah lokasi MtsN 1 Jember.
3). Data tentang dewan guru MtsN 1 Jember.
4). Visi dan misi MtsN 1 Jember.
5). Data tentang siswa MtsN 1 Jember .
6). Struktur organisasi MtsN 1 Jember.
7). Kondisi Sarana dan prasarana MtsN 1 Jember.
4. Analisis
Data
Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan.[66]
Dalam penelitian ini,
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment. Teknik korelasi product moment merupakan
salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel
dengan cara memperkalikan momen-momen ( hal-hal penting ) kedua variabel
tersebut. Teknik ini digunakan karena data variabel yang dikorelasikan berjenis
data kontinu atau berupa interval.[67] Rumus
yang digunakan adalah rumus angka kasar yaitu :[68]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi product moment
antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah subjek penelitian
∑XY = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli
dari X dan Y
∑X = jumlah skor asli variabel X
∑X2 = jumlah skor yang dikwadratkan dalam variabel
X
∑Y = jumlah skor asli variabel Y
∑Y2 = jumlah skor yang dikwadratkan dalam variabel
Y
Setelah memperoleh r dari hasil perhitungan (rhitung),
maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan kriteria pengujian
sebagai berikut :
“Jika rhitung ≥ rtabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.Jika rhitung< rtabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak.[69] Untuk
menentukan nilai r tabel, maka ditentukan dulu taraf signifikansinya α = 5 %,
selanjutnya ditetapkan derajat kebebasan ( db ) dengan rumus : db = N – nr.[70]
Adapun hasil
perhitungannya sebagai berikut :[71]
db = N – nr
= 83 -2 = 81
Tabel 1.1
Koefisien Korelasi ( r ) Pearson
Df
|
α= 0,05
|
α= 0,01
|
Df
|
α= 0,05
|
α= 0,01
|
1
|
0,997
|
0,9999
|
21
|
0,413
|
0,526
|
2
|
0,950
|
0,990
|
22
|
0,404
|
0,515
|
3
|
0,878
|
0,959
|
23
|
0,396
|
0,505
|
4
|
0,811
|
0,917
|
24
|
0,388
|
0,496
|
5
|
0,754
|
0,874
|
25
|
0,381
|
0,487
|
6
|
0,707
|
0,834
|
26
|
0,374
|
0,479
|
7
|
0,666
|
0,798
|
27
|
0,367
|
0,471
|
8
|
0,632
|
0,765
|
28
|
0,361
|
0,463
|
9
|
0,602
|
0,735
|
29
|
0,355
|
0,456
|
10
|
0,576
|
0,708
|
30
|
0,349
|
0,449
|
11
|
0,553
|
0,684
|
35
|
0,325
|
0,418
|
12
|
0,532
|
0,661
|
40
|
0,304
|
0,393
|
13
|
0,514
|
0,641
|
45
|
0,288
|
0,372
|
14
|
0,497
|
0,623
|
50
|
0,273
|
0,354
|
15
|
0,482
|
0,606
|
60
|
0,250
|
0,323
|
16
|
0,468
|
0,590
|
70
|
0,232
|
0,302
|
17
|
0,456
|
0,575
|
80
|
0,217
|
0,283
|
18
|
0,444
|
0,561
|
90
|
0,205
|
0,267
|
19
|
0,433
|
0,549
|
100
|
0,195
|
0,254
|
20
|
0,423
|
0,537
|
Sehingga db = 81 dan karena N = 81 tidak tersedia dalam tabel maka diambil nilai tedekat
yaitu N = 80 pada α = 5%
adalah 0,217.
Kemudian
untuk mengetahui tingkat signifikansi dari kedua variabel, maka mengutip
interpretasi nilai “r” dalam tabel berikut :[72]
Tabel 1.2
Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r
|
Interpretasi
|
Antara 0,800 sampai 1,00
|
Tinggi
|
Antara 0,600 sampai 0,800
|
Cukup
|
Antara 0,400 sampai 0,600
|
Agak Rendah
|
Antara 0,200 sampai 0,400
|
Rendah
|
Antara 0,000 sampai 0,200
|
Sangat Rendah ( tak berkolerasi )
|
L.
Sistematika
Pembahasan
Sistematika
pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai dari bab
pendahuluan hingga pada bab penutup.[73]
Adapun
gambaran umumnya adalah :
Bab satu: merupakan pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian yang meliputi (variabel penelitian dan
indikator variabel), definisi operasional, hipotesis, metode penelitian yang
mencakup
23
|
Bab dua: merupakan pembahasan
mengenai kajian kepustakaan yang meliputi hasil penelitian terdahulu serta
kajian teori.
Bab tiga: merupakan penyajian
data dan analisis terhadap data-data yang berkenaan dengan pengaruh
profesionalisme guru terhadap prestasi siswa di MtsN 1 Jember. Bab ini meliputi
gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis,
serta pembahasan temuan selama melakukan penelitian.
Bab empat: merupakan bab
penutup atau kesimpulan dan saran-saran.
M.
Daftar Pustaka
Kusnandar ,
2008. Guru professional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
dan sukses dalam sertifikasi guru, Jakarta: PT Raja Grafindo
Mulyasa, 2009.
Standar kompetensi dasar dan sertifikasi guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina.
2011. perencanaan dan desain system pembelajaran, Jakarta: kencana prenada
media group
Nurdin,
Muhammad.2008. kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.Jakarta:Renika Cipta
Mulyadi, 2010. Evaluasi Pendidikan
(pengembangan model evaluasi pendidikan agama di sekolah), Malang: UIN Maliki
Press
Saroni,
Mohammad. 2011. Personal branding guru (meningkatkan kualitas dan
profesionalitas guru), Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
UU Sisdiknas
No.20 Tahun 2003. 2011. Jakarta : Sinar Grafika
Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
STAIN Jember.
2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN Jember Press
UUD
1945……..
Riyadus
Sholihin………
Ihya
………
Al-Qur’an………
UURI Tentang Guru dan Dosen…….
Mujtahid, 2011 cet k II. Pengembangan Profesi Guru. Malang:
UIN-MALIKI PRESS
Saud, Udin Syaefudin. 2009 cet k II. Pengembangan Profesi Guru. Cv
Alfabeta
Sarwan, 2010. Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran. Jember: STAIN
Jember Press
Zinal Aqib dan Elham Rahmanto. 2008. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah cet k II. Bandung: CV Yrama Widya.
Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Yogyakarta: PT Rineka Cipta,
Cholid, Narbuko
dan Abu Achmadi. 2009. Metode Penelitian cet ke 10. Jakarta: Bumi Aksara.
Subana……
Margono.2004. metodologi penelitian pendidikan. Jakarta PT Rineka
Cipta,
KBBI, 2007. 895
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo, 297
Al- Ghoylani….
Nuha, Ulin. 2012. Metodologi super efektif pembelajaran bahasa
arab. Jogjakarta: DIVA Press, 83
Zinal Aqib dan Elham Rahmanto. 2008. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah cet k II. Bandung: CV Yrama Widya.
Dalyono, 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Sudiyono, Anas. 2001. Pengantar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada (SK 220,2013)
Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian
cet ke 17. Bandung : Alfabeta
Syah, muhibbin.
2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru. Bandung: rosda karya, 152
Tulus, Tu’u. 2004. Peran
Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
[1]
UUD RI
[2]UU SISDIKNAS, UNDANG-UNDANG SISDIKNAS (SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL) (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar
Grafika, 2013), 3.
[4] Syaiful bahri
djamarah, 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta .Rineka
Cipta, 1
[5] Nurdin,
Muhammad.2008. kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media hal 127
[6] Ibid, 168
[7] Ibid, 160
[8] Riyadus
sholihin……
[9]
Syaiful bahri djamarah, 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta .Rineka Cipta, 33
[10]
Al-qur’an…….
[11]
Ihya ……………..
[12]
Nurdin, 138
[13]
Ibid, 128
[17]Sugiono, 39.
[19]Ibid, 36.
[20]
Kusnandar, 46
[21]
Mujtahid, 36
[22]
Ibrahim, Bafadal, supervise pengajaran, teori dan aplikasinya dalam membina
professional guru, Jakarta: Bumu Aksara 1992, 37 dalam mujtahid, 37.
[23]
Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.Jakarta:Renika Cipta, 19
[24]
Dalyono, 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 49
[25] Sanjaya Wina,
2011. perencanaan dan desain system pembelajaran, Jakarta: kencana prenada
media group, 17
[26]
KBBI, EDISI 3. 897
[27] Kusnandar, 45
[28]
Mujtahid, 21
[29] Kusnandar, 46
[30]
KBBI, 897
[31]
Mujtahid, 30
[32]
KBBI, 897
[33]
Sjafri Sairin, 2003. membangun profesionalisme muhammadiyah, Yogyakarta:
Lembaga Pengembangan Tenaga Profesi (LPTP), 37 dalam mujtahid, 31.
[34] Kusnandar, 47
[35] Mohammad,
Saroni, 205
[36] Kusnandar, 51
[37] UURI No 14 Th
2005 tentang guru dan dosen hal……
[38] Mulyasa, 26
[39]
Al qur’an…
[40] Sisdiknas pasal
35 ayat 1
[41] Kusnandar,
63-67
[43] Zinal Aqib dan
Elham Rahmanto. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah cet k
II. Bandung: CV Yrama Widya. 54-55
[45]
Udin
Syaefudin Saud. 2009 cet k II. Pengembangan Profesi Guru. Cv Alfabeta, 55-56
[46]
Syaiful bahri djamarah, 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta .Rineka Cipta, 124
[47]
Syaiful bahri djamarah, 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta .Rineka Cipta,133-138
[48]
Syaiful bahri djamarah, 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta .Rineka Cipta, 149-155
[49]
KBBI, 2007. 895
[50]
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 297
[51]
Al- Ghoylani….
[52]
Ulin, Nuha. 2012. Metodologi super efektif pembelajaran bahasa arab.
Jogjakarta: DIVA Press, 83
[53] Sudiyono, anas 2001,
49 Sarwan, 2010. Buku ajar Perencanaan Pembelajaran. Jember. STAIN
Jember Press, 34-36
[54]
Mujtahid, 2011. Pengembangan profesi guru cetakan ke 2. Malang: UIN-MALIKI
PRESS, 34-35
[55]
Mujtahid, 2011. Pengembangan profesi guru cetakan ke 2. Malang: UIN-MALIKI
PRESS, 34
[57]Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 151.
[60]
Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian cet ke 17. Bandung : Alfabeta, 68
[65]Suharsimi Arikunto,Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), 149.
[67] Subana, 2000 :
141
[68] Arikunto, 2002
: 243
[69] Subana, 2000: 144
[70] Subana, 2000 : 145
[71] Subana, 2000 : 220
[72] Arikunto, 2010 : 319
0 Response to "CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TERBARU 2020"
Posting Komentar